Thursday, October 16, 2014

Silsilah : Aina Nahnu min Haaulai? [34]

Ar-Rabi bin Khutsaim rahimahullah berkata kepada para sahabatnya : 


Tahukah kalian apa itu penyakit, obat dan kesembuhan? mereka menjawab : "Tidak tahu!". Beliau pun berkata : "(yang dimaksud) penyakit adalah dosa, obatnya adalah istighfar, sedangkan kesembuhannya adalah bertaubat dan tidak mengulangi perbuatannya."


[Shifatush Sofwah : 3/42]


-----------------------------------------------------------


 34

Al Ushul Ats Tsalaatsah : Pelajaran Kelimabelas





Pelajaran Kelimabelas

قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ:
اعْلَمْ رَحِمَكَ اللهُ أَنَّهُ يَجِبُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ تَعَلُّمُ ثَلاَثِ هذه المَسَاِئلَ وَالعَمَلُ بِهِنَّ.

Berkata Penulis rahimahullah Ta'ala: "Ketahuilah –semoga Allah merahmatimu-, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini."






Penjelasan:


Kita telah usai dari muqaddimah yang pertama dari kitab ini, sekarang kita akan memasuki muqaddimah yang kedua, yang mana muqaddimah yang kedua ini masih berkaitan dengan pembahasan sebelumnya. Seolah-olah muqadidimah yang pertama ibarat pintu untuk masuk ke muqaddimah yang kedua.


Perkataan penulis: "Ketahuilah –semoga Allah merahmatimu-."


Kalimat ini telah berlalu penjelasannya di awal kitab. Doa ini ditujukan kepada para penuntut ilmu dan yang mempelajari risalah ini. Hal ini menunjukan kelembutan dan rahmat (kasih sayang) beliau kepada umat, terkhusus kepada para penuntut ilmu. Penulis rahimahullah kebanyakan mendoakan kepada para pembaca dengan doa rahmat, hal ini memberikan isyarat bahwa ilmu merupakan rahmat dari Allah, sebagaimana dalan firman Allah Ta'ala:


{وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ}


"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". [QS. Al-Anbiya: 107]

PERCAKAPAN 15 : JADWAL PELAJARAN




PERCAKAPAN 15 : JADWAL PELAJARAN



PERINTAH:

  • Dengarkan terlebih dahulu audio percakapan diatas tanpa melihat tulisannya!

  • Jika kalian mendapatkan suara yang tidak jelas dalam audio ini, gunakan earphone untuk mendengarkannya.

  • Setelah itu, bacalah dengan suara nyaring tulisan percakapan ini (tanpa mendengar audio) sambil memahami maknanya kalimat demi kalimat (terjemahan bebas dituliskan bawahnya) dan juga sekaligus menghafal percakapannya.

  • Kalau sudah, dengarkan kembali audionya tanpa melihat tulisannya.

  • Sekarang, cobalah praktekan percakapan tersebut dengan teman atau saudara anda!


Dengarkan Audio | Download Audio (klik kanan - Save link as)


----------------------------------------------------------------

al Ajurumiyyah : Pelajaran – 23





Pelajaran Kedua Puluh Tiga


MATAN:


الْمُعْرَبَاتُ
قال المؤلف - رحمه الله: فَصْلٌ
"الْمُعْرَبَاتُ قِسْمَانِ: قِسْمٌ يُعْرَبُ بِالْحَرَكَاتِ، وَقِسْمٌ يُعْرَبُ بِالْحُرُوْفِ. فَالَّذِي يُعْرَبُ بِالْحَرَكَاتِ أَرْبَعَةُ أَنْوَاعٍ، الْاسْمُ الْمُفْرَدُ، وَجَمْعُ التَّكْسِيْرُ، وَجَمْعُ الْمُؤَنَّثِ السَّالَمِ، وَالْفِعْلُ الْمُضَارِعُ الَّذِي لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ شَيْءٌ.


MU'RABAT

Berkata penulis rahimahullah: PASAL

"Sesuatu yang dapat di I'rab ada dua kelompok: kelompok yang di I'rab dengan Harakat dan kelompok  yang di I'rab dengan huruf, adapun (kelompok) yang di I'rab dengan Harakat ada 4 jenis; Isim Mufrad, Jamak Taksir, Jamak Muannats Saalim dan Fi'il Mudhaari' yang tidak bersambung pada akhirnya dengan sesuatu apapun."”




PENJELASAN:

Setelah penulis rahimahullah menjelaskan secara rinci seputar Kalimat yang dapat di Irab, baik itu Isim maupun Fi'il, maka pada pasal ini beliau memberikan kesimpulan secara garis besar dari apa yang telah berlalu. Telah kita lalui bahwa Kalimat yang dapat di I'rab berdasarkan perincian penulis ada delapan:




  1. Isim Mufrad,

  2. Jamak Taksir,

  3. Jamak Muannats Saalim,

  4. Fi'il Mudhaari' yang tidak bersambung pada akhirnya dengan sesuatu apapun,

  5. Al Mutsanna,

  6. Jamak Mudzakkar Saalim,

  7. Al-Asmaaul Khamsah dan

  8. Al-Af'aalul Khamsah.

Hadist Kedua al-Arba'in An-Nawawiyyah : Penjelasan Tingkatan-Tingkatan Agama; Islam, Iman dan Ihsan [1]

MENDULANG MUTIARA DARI HADITS AL-ARBA'IN AN-NAWAWIYYAH








Penjelasan Tingkatan-Tingkatan Agama; Islam, Iman dan Ihsan (1)

HADITS KEDUA


HADIST:


عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [رواه مسلم]


"Dari Umar radhiyallahu 'anhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi shallallahu ’alaihi wasallam lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam menjawab: “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang berhak disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ Anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau menjawab: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ Anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau menjawab: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau menjawab: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata:  “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau menjawab:  “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. [Riwayat Muslim]






Fatwa-Fatwa Kibar Ulama Seputar Pendidikan Anak : Hukum Khitan bagi Perempuan

Fatwa-Fatwa Kibar Ulama Seputar Pendidikan Anak-Anak






Fatwa Pertama :  Hukum Khitan bagi Perempuan



Soal: Sebagian negeri-negeri Islam melakukan sunatan terhadap anak perempuan, dengan keyakinan bahwa hal tersebut adalah wajib atau sunnah. Media masa ingin memuat permasalahan ini, karena memandang pentingnya melihat pandangan syariat dalam permasalahan ini, maka kami berharap kepada Syaikh yang mulya untuk memberikan pencerahan tentang pandangan syariat dalam hal ini?


Jawaban asy-Syaikh Bin Baz rahimahullah:


Wa 'alaikumus salaam warahmatullaahi wabarakaatuhu.

Khithan bagi anak perempuan adalah sunnah, sebagaimana khitan bagi anak laki-laki, jika memang didapatkan orang yang memiliki keahlian, dari kalangan dokter laki-laki maupun dokter perempuan. Hal ini berdasarkan (keumuman) sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:


«الْفِطْرَةُ خَمْسٌ: الْخِتَانُ، وَالِاسْتِحْدَادُ، وَقَصُّ الشَّارِبِ، وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ، وَنَتْفُ الْإِبْطِ».


"Sunnah-sunnah fitrah itu ada lima, yaitu; berkhitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak." [Muttafaqun 'alaihi]


Semoga Allah memberikan taufik untuk semuanya kepada apa yang Dia ridhai. Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuhu.


Sumber: Majmu' Fatawa Syaikh Bin Baz: 10/46.


Sunday, October 12, 2014

Hadist 38 'Umdatul Ahkam




HADITS KETIGA PULUH DELAPAN



عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا -: أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ «أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا، فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِي المَغَانِمُ وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي، وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً».


"Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorang  pun sebelumku; Aku ditolong dengan rasa takut (pada musuh) dari jarak perjalanan satu bulan, dijadikan bumi untukku sebagai tempat sujud dan alat bersuci. Maka dimana saja salah seorang dari umatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat, dihalalkan untukku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan untuk orang sebelumku, aku diberikan (hak) syafa'at, dan para Nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]